Header Ads

Breaking News

Inilah Legenda Putri Nggerang, Gadis Cantik Asal Manggarai--Bag.I

InstagramChandraSongkeManggarai

Dahulu, di sebuah dusun kecil bernama Ndoso, hiduplah seorang gadis cantik jelita bernama NggĂ©rang. Dinamakan Nggerang karena kulitnya putih serta berambut pirang. 

Nggerang dipercayakan sebagai hasil dari perkawinan silang resmi antara manusia dengan makhluk halus dari alam lain, dalam bahasa setempat dinamakan kakartana atau darat atau juga disebut ata pelsina.

Ayah Nggerang bernama Awang dan ibunya bernama Hendang. Hendang ibunda Nggerang dipercayakan berasal dari alam lain atau darat atau kakartana.

Namun, Putri Nggerang ditinggalkan ibunya semasa dia masih balita bukan karena meninggal secara jasmaniah melainkan karena ayah Nggerang, Awang, telah melanggar pantangan sebanyak sebanyak tiga kali.Bagi Hendang itu adalah jumlah ayng tidak lumrah lagi.

Kisah ini terjadi ketika Hendang pergi menimba air. Nggérang yang masih bayi dijaga dan digendong bapaknya Awang. Sebelum berangkat, Hendang berpesan kepada Awang.

“jika anak  ini  menangis janganlah kau dendangkan lagu ini : ipung setiwu, pakĂ© sewaĂ©, tĂ©u sa ambong (ikan kecil sekolam, katak sesungai, tebu serumpun).

Namun apa mau dikata, ketika Hendang sedang pergi menimba air yang cukup jauh dari rumah, NggĂ©rang pun menangis. 

Awang pun berupaya menghentikan tangisan anaknya dengan mendendangkan banyak lagu namun tidak kunjung membuat Nggerang kecil berhenti menangis. Bahkan tangisannya menjadi semakin keras dan keras.

Banyak sudah lagu didendangkan oleh Awang namun, Nggérang tak juga berhenti menangis, dan baru berhenti menangis ketika Awang mendendangkan lagu ipung setiwu, paké se waé, téu se ambong (ikan kecil sekolam, katak sesungai, tebu serumpun).

lagu terlarang tersebut memang dilarang dan menjadi pantangan bagi Hendang. Namun suaminya Awang, tidak memahami sedikitpun maksud larangan tersebut. Awang sama sekali tidak memahami larang untuk tidak menyanyikan lagu itu. 

Sebenarnya arti dari lagu itu adalah bahwa, mereka berasal dari dua alam berbeda yang dipersatukan melalui perkawinan.

Pelanggaran pertama, dan kedua bagi Hendang masih dapat dimaafkan.Kendatipun diingatkan berulang kali, Awang masih juga melanggarnya untuk yang ketiga kalinya.

Pelanggaran yang ketiga-kalinya, tiada lagi kata maaf.Perpisahan pun terjadi.Hendang (ibunda putri NggĂ©rang) pergi meninggalkan kedua orang terkasihnya Awang suaminya serta NggĂ©rang anaknya di dusun Ndoso. 

Perpisahan ini bukanlah perpisahan untuk sesaat, namun selama-lamanya.Hendang meninggalkan sumai serta Putri tercintanya yang masih bayi dengan tetesan airmata menggalir dipipinya.

“Kau telah melanggar pantangan kita, meskipun aku telah mengingatkan kau berulang kali. Sekarang tidak ada maaf lagi, kita berdua terpaksa harus berpisah” kata Hendang.

“Aku kembali ke rumah orang tuaku, sementara NggĂ©rang sebagai buah hati  kita tinggal bersamamu sebagai paca (mas kawin) atas diri saya, harap dipelihara dengan baik.”begitulah pesan hendang kepada suaminya deiringi isak tangis yang sedih.

Tangisan itu juga merupkan tangisan untuk yang teraklhir kali baginya. Mendengar pesan tersebut, Awang tidak bisa menjawab dan tidak berdaya, karena seketika itu Hendang berubah wujud menjadi seekor népa (ular sawah), dan ketika di pegang sangat licin, sehingga dengan mudah ia pergi meninggalkan dusun Ndoso, untuk selamanya, karena setelah itu ia tidak pernah muncul lagi.

Sepeninggal ibunya Hendang, Putri Nggerang diasuh oleh empat saudaranya; satu  laki-laki dtiga wanita, anak dari istri ayanhanya yang pertama bernama Tana. Ayahnya beristri dua yaitu Hendang yang berasal dari alam seberang dan Tana manusia biasa.

LANJUTKAN MEMBACA....!

NB: Disadur dari https://putracongkasae.wordpress.com/2013/12/04/legenda-loke-nggerang-legenda-seo0rang-gadis-cantik-dari-daerah-manggarai/

No comments