Header Ads

Breaking News

Inilah Legenda Putri Nggerang, Gadis Cantik Asal Manggarai--Bag.II

ChandarInstagramsongke

Pada saat Putri Nggerang menginjak usia remaja, kecantikannya semakin terlihat dan sangat memikat banyak hati para pemuda.

Karena kecantikannya yang tiada taranya itu, banyak raja ingin meminangnya: diantara Mori Reok atau Raja Reok dan raja Cibal.

Meskipun banyak raja raja yang meminangnya yang tidak hanya kaya tapi juga berparas menawan Nggerang menolaknya tanpa syarat.Tak satupun diantaranya dapat memikat hatinya.

Bahkan raja Bima dari pulau lain yang sedang berkuasa kala itu yang terletak diujung Timur pulau Sumbawa. Pulau berbeda dengan Nggerang terpikat padanya.

Nggerang gadis cantik nan aneh ini memang memiliki sesuatu yang ajaib dalam dirinya. Ini memang sangat mungkin karena memang dia adalah hasil dari perkawinan antara manusia dan makhluk lain.

Tentang raja Bima, konon ceritanya ia selalu melihat cahaya yang terpancar ke langit yang berasal dari daerah Manggarai.

Cahaya tersebut sesungguhnya berasal dari kulit emas putri Nggérang yang tumbuh pada punggung bagian atas, berbentuk bulat dan besarnya seukuran bulatan mata gung.

Sultan Bima pun mengutus seorang abdi kerajaan bersama beberapa orang prajurit kerajaan ke Manggarai yang terletak diujung barat pulau Flores guna melacak cahaya tersebut.

Setelah dilacak dan yakin cahaya tersebut dimiliki oleh seorang putri cantik dan masih remaja bernama Nggérang yang tinggal di dusun Ndoso.Selanjutnya Sultan Bima mempersiapkan diri untuk berangkat ke Manggarai untuk meminang putri Nggérang.
Loke Nggerang


Ketika Sultan Bima tiba di Ndoso, meskipun  masyarakat menerimanya dengan baik. Namun sangat disayangkan, ketika Sultan Bima menyampaikan isi hatinya untuk meminang putri Nggérang yang cantik dan masih remaja itu, Nggerang menolaknya tanpa syarat.

Raja Bima menjadi sakit hati dan dendam kepada Nggerang Lantaran Cintanya ditolak Putri oleh Nggerang tanpa syarat. Raja Bima lalu mengancam dengan mengirimkan magic magic ke dusun Ndoso.

Seluruh dusun Ndoso diselimuti awan tebal kehitam-himan. Fenemona inipun hingga saat ini masih dikenal dengan sebutan rewung taki tana.

“Jika Nggerang tidak juga sedia menerima pinanganku, awam ini tak akan berhenti.”Ancam Mori Dima atau Raja Bima.

Bagi orang setempat fenomena awan tebal yang meyentuh tanah itu sangatlah membahayakan kehidupan mereka. Karena mereka tidak bisa berbuat apaapa dalam kondisi salam seperti itu.

“ Oh…Molas Nggerang terimalah saja lamaran itu supaya awan ini segera hilang dan kami bisa bekerja lagi” jeritan penduduk setempat.

Namun bagi Nggerang, awan tebal itu bukanlah apa-apanya.Ancaman demi ancaman tak digubris oleh Putri Nggerang hingga akhirnya raja Bima tak sabar lagi ingin membunuh Putri Nggerang.

Dengan berbekal sebagai raja berkuasa atas tanah manggarai termasuk Ndoso saat itu, Sultan Bima menyuruh orang tua Nggerang membunh Putri Nggerang dan kulitnya dibuatkan genderang.

Satu genderang di bawa ke Bima dan satu genderang disimpan di Ndoso.
Bagi Orang tua Nggerang meskipun permintaan Sultan Bima tersebut terasa sangat berat.

Namun, karena ini permintaan Sultan Bima yang juga sebagai Raja yang berkuasa di daerah Manggarai ketika itu, maka orang tua putri Nggérang pun tidak bisa menolak.

Berbagai usaha dilakukan oleh orang tua putri Nggérang, seperti memotong kerbau, kemudian kambing, dan kulitnya dibuatkan genderang, tetapi tidak mengeluarkan bunyi seperti yang diinginkan dan cahaya yang memancar ke langit pun tidak hilang; tetap kelihatan dari kerajaan Bima.

Karena terus-menerus dpaksa oleh Sultan Bima, akhirnya pada suatu hari orang tua Nggerang yang bernama Awang mengajak putri Nggérang mencari kutu rambutnya dan Nggerang menyetujui niat ayahnya tanpa menyangka  bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Bersamaan dengan itu Awang mencabut beberapa helai rambutnya dan disimpan dalam tabung kecil, dan hal tersebut tidak menimbulkan efek atau pengaruh apa-apa.

Kemudian ia mencungkil kulit emas yang berbentuk bulat sebesar mata gung dipunggungnya agar tidak memancarkan cahaya lagi, namun seketika itu putri Nggérang meninggal.

Sadar bahwa Putrinya telah meninggal, maka Awang mencungkil sekalian kulit punggung bersama kulit emas dan kulit perutnya untuk dibuatkan genderang.

Jadi, sesungguhnya ada dua gendrang yang dihasilkan dari kulit tubuh Putri Nggerang; Satu yang dibuat dari kulit emas di punggung Ngerang dikirim ke Bima.tetapi para pembawa, bukanya mereka bawa ke bima melainkan ke Sumbawa dikarenakan arus deras si selat Gili Banta.

Jadi, gengrang tang terbuat dari kulit emas it keberadaanya bukan di Bima melainkan di Sumbawa hingga saat ini. Sementara satunya lagi yang  terbuatdari kulit perut disimpan di Ndoso.

Namun, selang beberapa hari setelah Nggerang meninggal, beberapa pemuda dari Todo dengan rombongan yang cukup banyak datang ke Ndoso meminta gendrang tersisa itu dengan paksa.Dan sebagian kulit emas dari punggung ditanamkan di bukit Tingku Romot dekat Reo.

NB: Disadur dari https://putracongkasae.wordpress.com/2013/12/04/legenda-loke-nggerang-legenda-seo0rang-gadis-cantik-dari-daerah-manggarai/

No comments